BERBURU SINYAL .............AGAIN
- Sabtu, 12 Februari 2022
- Dra. Nunung Jaukhairiyah, M.M.Pd.
- 0 komentar

BERBURU SINYAL ……AGAIN
Penulis : Nunung Jaukhairiyah S.Pd, M.M.Pd
Bahagia bisa sekolah tatap muka lagi. Baru berjalan ke 3 bulan menikmati suasana sekolah, bertemu dengan teman- teman secara langsung, begitu juga dengan para guru. Duh… senangnnya menjadi pelajar yang seutuhnya kembali.
Satu tahun setengah kami menikmati pembelajaran lewat online, terasa berat bagi kami yang hidup seadanya. Mana di atas gunung, jauh dari hiruk pikuk keramaian kota. Signal yang kadang ada kadang hilang, itu sangat melelahkan bagi kami. Berjuang mencari sinyal mesti turun ke tempat yang agak datar, baru deh dapat signal. Jadi kebanyakan kami belajar di luar rumah karena kalau di dalam rumah susah untuk mendapatkan signal. Kami belajar online dengan beratapkan langit, berdinding pemandangan yang luar biasa. Sungguh indah ciptaanMu Ya Rab.
Diperbolehkannya kembali belajar tatap muka merupakan impian bagi kami yang sudah ditunggu lama sekali. Akhirnya alhamdulillah terlaksana juga pembelajaran tatap muka untuk pertama kalinya, yang dimulai dengan 25 persen kehadiran siswa, dari jumlah seluruhnya di sekolah, karena masih dalam tarap uji coba pembelajaran.
Jadwal masuk pembelajarannya seminggu dua kali untuk kelas 7, 8, 9 dan itu dibagi menjadi dua sesi, masih berlaku daring juga untuk minggu-minggu awal. Selanjutnya dirasakan aman jumlah kehadiran ditingkatkan menjadi 50 persen dan kami bisa belajar tiap hari. Permberlakuan masih menggunakan dua sesi. Kami disini sangat menikmatinya. Dunia Pendidikan di sekolah mulai ramai lagi .
Bagi si Ujang, menerima pelajaran tatap muka itu senang dan bahagia, tidak lagi harus mikir beli kuota dan mencari signal.
“Bilal kalau sekolah tatap muka enak yah, gampang dimengerti pelajarannya, dan bisa langsung nanya ke gurunya kalau kita belum ngerti,” kata Ujang sambi nepuk Pundak Bilal.
“Ya Jang saya juga enak gini belajar lebih semanagt,” timpal Bilal.
“Kasihan si Bapak, harus nyari uang lebih buat isi kuota. Mana Hp kadang hurung kadang henteu, sesringnamah HP saya banyak pinsannya, harus di bawa Ke UGD. bingung saya mah, mau minta sama orang tua ndak tega, akhirnya seadanya. Kalau untuk mengerjakan tugas-tugas saya suka ikut nebeng di HP na si Ahmad, kebetulan deket rumahna sama saya,” celoteh Ujang.
“Ya Jang, belum lagi kita musti ngejar ngejar signal, riweuh we,nya? Basa pembelajaran daring mah.”
‘SSttttt jempe tuh Bu Isye ngeliatin aja takut marah,” kata Ujang
Kringgggg, kringggggg, kringgggg, bel pulang terdengar nyaring bunyinya. Anak-anak dengan tertib membereskan bukunya siap-siap untuk pulang. KM memberikan salam untuk Bu Guru Isye yang mengajar pada pelajaran terakhir di kelas kami. Kami pun pulang dengan berbaris rapih sesuai dengan prokes yang berlaku di sekolah.
Keesokan harinya belajar seperti biasa , Sebelum masuk kelas kami melaksanakan piket kelas terlebih dahulu, membersihkan ruangan kelas biar menerima pelajaran dengan nyaman dan suasana kelas rapih dan bersih. Sayangnya, hari ini banyak guru ijin. Hanya memberikan tugas saja dan anak-anak banyak yang sakit .
Kabar yang beredar dari kemarin-kemarin yang kami dengar bahwa wabah penyakit sejenis covid kembali muncul, kembali mewabah antero dunia dengan nama lain yaitu OMICORN. Semoga semuanya selalu ada dalam Lindungan Alloh SWT, amiin Ya Rab.
“Jang banyak guru yang ndak masuk hari ini, ya Jang,” kata Bilal.
“Heeh Lal katanya banyak yang sakit gurunya. Temen kita juga empat orang yang ndak masuk hari ini karena sakit. Ade, Phasa, Meli sama Yusuf, takutnya PJJ berlaku lagi kalau kaya gini,”kata Ujang.
“Mudah mudahan tidak PJJ Jang,” timpal Bilal.
Pembelajaran berlangsung dengan tertib. Anak-anak semuanya mengerjakan tugas yang diberikan oleh Bapak Ibu guru yang tidak masuk kelas hari ini.
Jam pelajaran terakhir sebelum pulang terdengar pengumuman lewat spesker yang isinya bahwa Pembelajaran Tatap muka mulai hari besok ditiadakan. Kita semua kembali melaksanakan pembelajaran DARING seperti yang dulu. Dikarenakan kondisi lingkungan yang kuirang kondusip diakibatkan maraknya kemunculan wabah covid jenis OMICORN. Anak-anak kembali belajar di rumah sampai batas waktu yang tidak bisa ditentukan. Semoga saja wabah ini cepat berlalu sehingga Pembelajaran Tatap Muka bisa dilaksanakan kembali. Sekian dan terimakasih.
Anak-anak langsung riuh-rendah mendengar pengumuman itu. Belum lama menikmati pembelajaran tatap muka, masih kangen sama guru-gurunya, seneng ketemu teman-temannya. Sekarang sudah harus belajar di rumah lagi.
Tuhkan, Lal, kata saya oge daring lagi. Musti ngisi kuota lagi, ci bapak karunya pakaning lagi ndak ada kerjaan , bingung lal bingung sayah mah.
“Sudah ada kuota nanti teh, HP na rada hareeng, mana signal kurang bagus lagi di daerah saya mah, kabayang Lal, saya kudu berburu signal lagi. Kesana kemari menburu singnal mencari dataran, hanya untuk menemukan singnal. Ampunnnnn! Pemburuan sinyal terulang kembali,” gerutu Ujang sambil garuk-garuk kepala.
“Sabar Jang, Indah pada waktunya, yang penting kita semua sehat walafiatt. Itung itung Hiburan we Jang di tengah Covid OMICRON. Berburu sinyal, he he he, “ sahut Bilal.
Ya Lal saya suka inget kata-kata dari guru, "Tuhan telah janjikan bahwa setelah ada kesulitan pasti ada kemudahan."