MISTERI DIBALIK BUNYI SENSOR ALARM
- Rabu, 09 Februari 2022
- Dra. Omah Karmanah, M.M.Pd.
- 0 komentar

MISTERI DIBALIK BUNYI SENSOR ALARM
By : Omkar
Pada suatu malam, tepatnya malam minggu , sekitar seminggu setelah Hari Raya Idul Fitri mereka berencana kemping di halaman rumah Laura . Mereka yang ikut kemping bersama Laura diantaranya adik Laura bernama Nathan. Selain Nathan, saudara-saudara Laura yang lain pun ikut. Mereka adalah Gio ,Vano , Varo,dan Devan. Vano dan Gio termasuk anak yang pemberani. Nathan dan Devan termasuk anak yang penakut. Sedangkan Laura dan Varo sifatnya acuh tak acuh terhadap situasi apa pun.
Rencana mereka untuk kemping sebetulnya sudah lama. Mereka berencana kemping di Batu Kuda Gunung Manglayang. Namun, karena terhalang pandemi covid 19, akhirnya mereka berencana kemping di halaman rumah. Halaman rumah Laura cukup luas untuk mereka mendirikan tenda. Di depan tempat mereka kemping ada sebuah toko atau mini market kecil, milik orang tua Laura. Toko tersebut nyambung dengan rumah orang tua Laura. Orang tua Laura memasang alarm dengan maksud kalau ada orang beli, bisa diketahui apabila sedang di dalam rumah.
Dua minggu sebelum kemping, si Galing, panggilan untuk Nathan, baru saja dikhitan. Suasana rumah Nathan sangat ramai dengan kedatangan saudara- saudaranya Nathan. Banyak saudara-saudaranya Nathan yang memberikan ”cecepan “ istilah memberikan hadiah berupa uang bagi yang sudah dikhitan. Tak ketinggalan neneknya Nathan yang sudah lama sakit dan sudah cuci darah seminggu duakali pun turut menghadiri acara syukuran khitanan Nathan. Nenek yang sudah tampak keriput dan berusia senja itu , tampak sangat berbahagia dan sumringah karena masih bisa menyaksikan cucu kesayangannya dikhitan.
Dua minggu setelah khitanan Nathanlah mereka kemping di depan rumah Nathan. Hasil dari “cecepan” , dibelikan tenda oleh Natahan. “Mengapa kamu belikan tenda hasil angpaunya Nat ?”, tanya Laura ke adiknya dengan agak heran . “Karena aku memang berencana mau kemping”,jawab Nathan. “Mau kemping di mana, kan masih pandemi? “, tanya Si ceking, panggilan untuk Laura kakanya Nathan. “Tetap aja akau mau kemping walaupun hanya di depan rumah”, jawab Nathan pada kakanya. Nathan sangat bahagia karena sudah memeiliki tenda yang cukup besar, kira-kira bisa masuk sampai enam orang.
Malampun tiba, mereka tampak bahagia, karena rencana kemping terlaksana dengan menggunakan tenda baru yang berwarna biru muda ada kuningnya. Mereka mulai mendirikan tenda sekitar pukul 21.00 dan selesai pukul 21.30. Tenda pun selesai sudah mereka dirikan. Laura, Nathan, beserta saudara-saudara yang lainnya pun segera membenahi ruangan dalam tenda. Mereka gelar karpet yang lumayan agak tebal sehingga nyaman untuk beraktivitas. Orang tua Nathan menyediakan bahan makanan seperti ikan dan ayam serta beras yang akan dimasak untuk makan malam pada acara api unggun .
Api unggun mulai dinyalakan sekitar pukul 23.00. Suasana semakin dingin. Angin malam semakin mencubit, Sang rembulan pun turut bersembunyi di balik kelamnya malam itu .
Acara api unggun dan makan-makan telah mereka lalui. Kini saatnya mereka harus beristirahat karena jarum jam sudah menunjukkan pukul 23.30. Namun mereka belum bisa memejamkan matanya. Saat mereka terlelap mau menuju pulau impian, tiba-tiba sensor alarm toko berbunyi beberapa kali. Anak-anak pun segera bangun dan keluar dari tenda. Mereka tak melihat siapa pun di depan toko. Tampak keheranan pada wajah mereka. Vano dan Gio tampak santai dengan keadaan seperti itu. Kedua anak tersebut termasuk anak yang pemberani. Nathan dan Devan tampak ketakutan dengan wajah yang pucat pasi bagai rembulan kesiangan. Sedangkan Laura dan Varo tampak cuek tidak pebuli dengan apa yang terjadi. Setelah ada kejadian itu, mereka masuk kembali ke tenda. Setelah beberapa menit mereka di dalam tenda, tiba-tiba sensor alarm berbunyi kembali. Spontan mereka menjerit ketakutan, “ Awwwwww…… Hantuuuu”. Vano dan Gio keluar tenda untuk melihat apakah ada orang yang mau masuk ke toko. “Vanu kamu lihat sesuatukah ?”, tanya Gio tampak keheranan. “Engga “, jawab Vano yang juga tampak heran. Selain Gio dan Vano, semua anak taka da yang berani keluar tenda. Apalagi Nathan dan Devan tampak sangat ketakutan. “Hai Kalian , ayo kita berdoa !!”kata Laura. Laura melihat saudara-saudranya yang tampak ketakutan. “ Ayoooo kita sama-sama berdoa”, Gio agak keras ngomong ke saudara-saudaranya. Mereka pun berdoa bersama dan terlelap tidur.
Menjelang adzan shubuh ayah Gio membangunkan mereka, “Anak-anak ayo bangun kita solat berjamaah ke masjid”. Anak laki-laki semuanya ikut ke masjid bersama ayahnya Gio. Sedangkan laura masuk rumah dan melaksanakan solat di rumah bersama ibunya.
Menjelang pagi mereka mulai membereskan tenda dan membongkarnya. Saat mereka beres-beres tenda, tiba-tiba dari dalam rumah, Laura menangis dan menjerit, “ Neneeeeeek.. “ . Semua heran dan segera masuk rumah Laura kakanya Nathan. “Ada pa Kak?” tanya Nathan pada kakaknya. ”Ini ada telepon dari uwa di Banjaran, katanya nenek kita baru saja meninggal”. Nathan pun tiba-tiba menangis dengar kabar neneknya telah tiada meninggalkan alam semesta. Akhirnya semua keluarga Nathan pegi melayat neneknya yang ada di daerah Banjaran. Mereka berspekulasi bahwa bunyinya sensor alarm tadi malam mungkin ada kaitannya dengan meninggalnya neneknya Nathan.
Saat perjalanan, menuju ke Banjaran anak-anak bercerita pada orang tuanya mengenai kejadian tadi malam. Ayahnya Gio tersenyum, “tadi malam kenapa ada rebut-ribut ya di luar?” Gio bercerita pada ayahnya mengenai keganjilan yang mereka rasakan . Ayahnya Gio semakin tersenyum lebar, dalam hatinya berkata “ Maafkan ayah ya Gio , sudah membuat kalian ketakutan”. Ternyata ayahnya melakukan hal itu agar Gio ga jadi kemping dan agar tidurnya pindah ke dalam rumah, karena ada kekhawatiran anaknya sakit, karena memang waktu itu Gio sedang agak flu .
Ternyata, yang membuat anak-anak takut adalah ayahnya Gio, tetapi ada keheranan juga, karena ayahnya Gio merasa mendekati dan menginjakkan kakinya hanya pada kejadian alarm yang pertama. Siapakah ya yang membuat sensor alarm berbunyi untuk kedua kalinya ???? Hanya Allah yang Maha Tahu Wallohu a’lam bishohab.
Jumat, 21 Januarii 2022
Kisah ini diambil dari kisah nyata yang dibumbui…
By Omkar