REMOTE TV
Oleh:
Euis Yani, S.Pd
“Maaah …” anaku yang besar dan masih berusia 5 tahun berteriak. Saya yang sedang berada di luar rumah dan baru saja mengantarkan suami berangkat kerja langsung menghampirinya. Terlihat dia sedang tengak-tengok mencari sesuatu .
“Ya, ada apa Kakak ?” tanyaku,
“Remote TV di mana ?, Kok dari tadi Kakak cari nggak ada ya. Kakak mau nonton film kartun nih dan kakak mau pindahkan channel TVnya” ujarnya sedikit merajuk.
Memang TV di rumahku ini kalau mau dipindahkan channel atau volumenya harus selalu menggunakan remote karena tombol-tombolnya hampir semua sudah tidak ada dan yang tertinggal hanya tombol ON/OFFnya saja. Itu semua adalah ulah si Kecil, adiknya yang baru berusia 2 tahun. Bagaimana tidak hilang dan tidak berfungsinya tombol-tombol tersebut jika setiap hari dia selalu memainkan tombol-tombol TV sehingga lama-lama menjadi longgar terus tidak berfungsi dan pada akhirnya dengan polos, dia cabutin pula. Hilang entah kemanalah tombol-tombol tersebut sehingga kami pun harus selalu memakai remote apabila mau memindahkan channel atau volume TV.
Bahkan bukan hanya TV tetapi barang elektronik lainnya pun seperti VCD yang baru 1 tahun dibeli saja sekarang sudah rusak. Bagaimana tidak mudah rusak, setiap hari kedua anaku tersebut secara bergantian selalu menyalakan TV dan DVD untuk menonton film-film kesukaannya, entah karena panas dan karena terus-terusan dipakai atau karena kebiasaan anaku yang kedua ini yang selalu aktif “mengoprek-oprek” setiap tombol sampai rusak dan lepas.
Namun tidak hanya itu saja yang dilakukan oleh kedua anaku tersebut setiap harinya. Keduanya sangat senang menggambar atau lebih tepatnya senang mencorat-coret tembok dengan spidol warna hitam dan kapur warna-warni. Mereka selalu tampak riang gembira dan asyik berceloteh saat menggambar karakter tokoh kartun kesukaannya, seperti ; Dino, Nemo si ikan, Sponge Bob, Naruto, Kakasi dan masih banyak lagi tokoh kartun yang lainnya.
Sehingga bisa dibayangkan apabila dalam waktu yang singkat saja seluruh tembok rumah, mulai dari kamar tidur, ruang keluarga sampai ruang tamu penuh dengan hasil karyanya yang abstrak itu.
Saya dan suami tidak pernah memarahinya karena telah mengotori tembok yang tadinya putih bersih menjadi tak berbentuk itu. Kami biarkan mereka mengembangkan kreatifitas dan imajinasi sesuai usianya masing-masing. Kami hanya memberi pengertian dan mengarahkan dengan memberinya kertas HVS kosong untuk menggambar tapi tetap saja mereka “keukeuh” lebih memilih menggambarnya di tembok rumah bahkan di lantai.
“Maah…, Mamah …, remotenya di mana?” sekali lagi si kakak merajuk.
“O, Iya… yuk kita cari sama sama, jawabku”. Kami pun mulai mencarinya di bawah meja, pada sela-sela tumpukan kertas/buku/majalah, di kamar, di lemari, bahkan di dapur pun kami cari tapi tetap barang tersebut tidak ditemukan. Setelah dirasa cukup mencarinya kami pun akhirnya hanya bisa duduk di kursi depan TV.
Anaku hanya terdiam dan terlihat tidak tertarik melihat acara di TV karena memang itu bukan acara untuk anak-anak seusia mereka. Saluran TV yang sekarang tersiar adalah Channel TV One, saluran TV yang biasa ditonton oleh suamiku dipagi hari sesaat sebelum berangkat ke kantor. Saluran TV yang memuat acara tentang berita-berita politik, debat dan berita yang up to date yang saya pun tidak tertarik untuk melihatnya, he.. he.. he...
O iya, anaku yang besar ini baru berusia 5 tahun dan sudah sekolah di TK namun karena pandemi covid-19 jadi sekolahnya diliburkan dulu selama satu minggu.
Sesaat kemudian, kedua anaku tampaknya sudah lupa dengan remote TV. Mereka sekarang sedang asyik menggambar di tembok yang masih kosong. Sungguh saya juga masih penasaran, kemana ya remote TV itu. Sekali lagi saya mencarinya, mengobrak-abrik tempat-tempat yang sekiranya ada terselip barang tersebut tapi tetap saja nihil hasilnya, tidak ketemu. Saya jadi teringat pada cerita ibu-ibu tetangga di kompleks, bahwa di rumahnya sering ada barang yang hilang tapi besoknya ada lagi. Aneh katanya. Dia percaya kalau barang tersebut disembunyikan oleh mahluk halus. Hiiiii…, saya jadi merinding.
Waktu sudah menunjukan pukul 17.30 wib. Anak-anak sudah mandi dan wangi. Setelah menyiapkan segelas air teh hangat dan sepiring cemilan untuk suamiku yang sebentar lagi pulang, kami duduk-duduk di kursi depan TV. Agar suasana tidak sepi saya nyalakan TV dan dilayar masih tetap menyiarkan acara-acara saluran TV One dengan berita terkininya.
Selang beberapa lama, suamiku pulang dari kantor. Seperti biasanya anak-anak antusias sekali bertemu dengan bapaknya. Mereka berlarian menghampirinya, si Kecil sudah digendong dan si Kakak dituntunnya. Kami berempat duduk dikursi depan TV, kulihat suamiku minum teh hangat yang sudah disediakan kemudian mengambil cemilan dan memakannya. Anaku yang besar mulai bercerita dan sedikit mengeluh, “Pak, Kakak tadi pengen nonton film kartun tapi gak bisa karena remote TVnya hilang. Kakak dan Mamah sudah mencarinya kemana-mana tapi tetap saja gak ketemu”, celotehnya.
“Iya Pak, Mamah juga heran kemana ya itu barang ?, biasanya juga kan ada di sini. Apa jangan-jangan ada yang menyembunyikan oleh mahluk halus ya, seperti kata ibu-ibu tetangga kita” saya menambahkan. Suamiku tidak merespon, dia masih tetap mengunyah cemilan kesukaannya tersebut. Baru setelah habis, suamiku berdiri dan mengambil tas kerjanya kemudian mengambil sesuatu dari sana, kami semua terus memperhatikan.
“Maaf.. maaf.. remote TVnya tadi terbawa di tas bapak”. katanya sambal nyengir.
“Bapaaaaaaaaaaaaak……………” anak-anakku kompak berteriak.
10 Februari 2022
Isyani
Komentar
???? ceritanya menarik Bu, saya kira beneran ada hantu, ternyata terbawa oleh sang bapak????, kita bisa ambil pesan dari cerita ini, jangan mudah percaya dengan cerita orang,tidak boleh teledor dalam menyimpan barang,????????
Alhamdulillah.... sederhana namun lucu...keren...mantaf...Miss. Banyak pembelajaran yang bisa dipetik.....sabar,ikhlas,serta komunikasi sangat penting dalam keluarga jadi pengen punya anak lagi...hehehe...
Cerita yg ibu suguhkan sungguh cerita ttg kebiasaan sehari-hari yg mungkin pernah dialami oleh semua orang. Cuma yg mau saya tekankan dsini berilah anak tayangan tv yg sesuai umurnya betul itu sudah ibu lakukan selaku pengajar itu patut dicontoh oleh semua ibu2. Dan yg kedua biarlah anak menyalurkan hobinya seperti yg ibu kemukakan di dalam cerita ibu bahwa anak ibu suka menggambar walaupun itu menggambar di dinding. Dinding masih bisa dicat kembali tp kebutuhan psikologi anak dengan senang menggambar itu yg utama. Untuk menyalurkan hobinya alangkah baiknya diberi buku gambar sehingga ibu TDK repot lg mengecat ulang dindingnya. Keseluruhan cerita ini bagus enak dibaca gambaran kehidupan sehari-hari.
Ceritanya menarik & seru banget dibaca, kereen Miss. Ceritanya mirip kayak kejadian yang sering dirumah aku, remot itu ya sering ilang-ilangan suka lupa taruhnya dimana atau suka diumpetin sama adik aku
Ceritanya menarik & seru banget dibaca, kereen Miss ????????????????????. Ceritanya mirip kayak kejadian yang sering dirumah aku, remot itu ya sering ilang-ilangan suka lupa taruhnya dimana atau suka diumpetin sama adik aku ????????
Keren bu
Ceritanya seruu dan mudah di pahami..
Cerita nya bagus. Asik lagi
Ceritanya bagus banget, mengingatkan saya ketika anak- anak masih kecil sering kehilangan remot TV hehe
Lucu ceritanya pengalaman para mitra hhehe.. sangat menghibur ditunggu karya berikutnya my sister
ceritanya sangat menarik ????????
Kerennn abiezzzz n sangat menginspirasi
Ternyataaah punya bakat menulis jga sist...semangaats????
cerpennya mudah dipahami, dan menghibur diakhir cerita
Menarik dan Menghangatkan suasana miss????
Mantaplah...
cerita nya sangat asik, menghibur
Ceritanya membuat penasaran, akhir cerita nya juga bagus dan menarik????????????????????
Enak dibaca.....senyum deh(•‿•)
Cerita nya sederhan,tapi membuat iri hati..terlait ibu yang penyabar banget
cerita nya sangat menarik, dan sangat menghibur di akhir cerita
Cerita yang asyik, ringan dan membuat penasaran.
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
KUNCI KESUKSESAN RAFA
KUNCI KESUKSESAN RAFA Oleh: Alya Winanda Syawalina Rizki (Juara I Lomba Menulis Cerpen Rayon 5 Kabupaten Bandung) Cuaca pagi ini sangat cerah. Kulihat senyuma
PUISI RAMADAN
PRAKTIK ZAKAT oleh Sumyati antrian anak pria wanitasatu persatu mendekati mejadijaga tiga anak beliadepan kelas merekadi tangannya uang recehan enam lembar lima ribuan anak berkemeja
PUISI RAMADAN
BAJU LEBARAN Oleh Sumyati tradisi idul firtiyang tak terpungkiridari cacah hingga priyayiwalau lidah mengingkari, meredam hatidari rayuan mata kanan dan kirishopee, lazada dan toko pe
PUISI RAMADAN
ISYA Oleh Sumyati Rasululloh bersabda:subuh dan isya adalah salat terberat bagi para munafikpadahal telah alloh persiapkan pahalasetara pahala salat sunat sete
KUTIFAN AUTO BIOGRAFI
ANTARA TUGAS NEGARA DAN ANAK H.R. Tirmidzi Dan ketahuilah, sesungguhnya kemenangan itu beriringan dengan kesabaran. Jalan keluar beriringan dengan kesukaran
RAMADAN BERPUISI 3
PESAN AR-RAHMAN Tahukah Kalian: kenapa allah menciptakan mahluknya berpasangan? ada kemarau ada hujan ada panas ada dingin ada susah ada sena
ADAKAH YANG KAU LIHAT TAK SEIMBANG Oleh : Omah Karmanah
GAPAILAH CITA-CITAMU SETINGGI LANGIT, TERBANGLAH SAMPAI KE ATAS AWAN TANPA SENGIT , TUK MENGGAPAI CITA-CITA DAN HARAPAN, TETAP SEMANGAT TUK MASA DEPAN WALAU GELOMBANG DATANG
Teks Fabel ( Moni dan Gucci)
Oleh: Dra. Omah Karmanah, M.M.Pd. Cerita fabel merupakan cerita tentang kehidupan binatang yang berperilaku menyerupai manusia. Fabel termasuk jenis cerita fiksi, bukan kisah t
AYO BERINOVASI SESUAI PERKEMBANGAN ZAMAN
Oleh : Dra. OMAH KARMANAH, M.M.Pd. Guru merupakan ujung tombak di lapangan. Sebagai guru perlu berinovasi untuk menyesuaikannya dengan kurikulum yang berlaku saat ini. Perkembangan k
PENDAK DEUI SARENG HAWU
PENDAK DEUI SARENG HAWU Ku Sumyati Wanci sariak layung, anu garawé di bangunan geus singkil baralik ka imahna séwang-séwangan. Sedengkeun an
Kereeen bu Euis..